This paper particularly traced Emma's psychological and social development since this type of development is the basic ingredient of any bildungsroman novel. For Kohn, Emma matured within her social sphere. However, Kohn (1995) read Emma as a domestic bildungsroman when he argued that Emma did not have to travel physical distances to achieve her maturity. The most two conflicting readings in this regard could be best seen in Buckley's (1974) claim which excluded Emma from the bildungsroman, for the genre has always been associated with the protagonist's physical quest seeking maturity and social integration. This paper investigates the bildungsroman phenomenon as depicted in Jane Austen's Emma (1817) by consulting Erik Erikson's theory of psychosocial development as a framework of analysis. Kata Kunci - Budaya Perancis, Ilana Tan, Metropop, Stereotip
Penggunaan istilah dan kata-kata berbahasa Prancis pun sangat minimalis. Penggambaran aspek budaya Prancis tersebut tidak bersifat spesifik dan elemen-elemen yang disebutkan masih merupakan pengetahuan superfisial bagi pembaca. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek-aspek budaya Prancis yang ditampilkan meliputi penamaan tokoh, penggambaran fisik dan karakter orang Prancis, penggunaan latar tempat di Prancis, deskripsi kuliner Prancis, dan aktivitas keseharian orang Prancis. Data kemudian diklasifikasi dan diinterpretasi dengan teori-teori yang relevan. Data berupa kata, frasa, dan kalimat yang berkaitan dengan aspek budaya Prancis dalam objek penelitian dikumpulkan dengan teknik simak dan catat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis, dengan pendekatan sosiologi sastra dan kajian struktural. P> Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap aspek-aspek budaya Prancis dalam novel metropop Autumn in Paris karya Ilana Tan serta mengkaji signifikansinya terhadap narasi yang dibangun oleh pengarang.
0 kommentar(er)
